Perencanaan pembangunan di Indonesia semakin berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan tantangan global. Salah satu pendekatan inovatif yang kini menjadi acuan dalam merancang pembangunan adalah Perencanaan Pembangunan Berbasis Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS). Pendekatan ini memungkinkan pemerintah untuk merancang dan melaksanakan pembangunan secara lebih terarah, komprehensif, dan berkelanjutan.
1. Pengertian Perencanaan Pembangunan Berbasis THIS
Pendekatan THIS adalah kerangka pembangunan yang menekankan pentingnya keterpaduan berbagai aspek dan sektor. THIS tidak hanya memprioritaskan satu sektor pembangunan, tetapi menekankan bahwa semua sektor terkait harus bekerja sama, sesuai dengan tema yang diangkat, dan didasarkan pada kondisi geografis atau spasial yang spesifik. Konsep ini dibangun di atas empat pilar utama: Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial.
a. Tematik
Perencanaan pembangunan yang berbasis tematik berarti pembangunan dilakukan dengan berfokus pada tema-tema tertentu yang relevan dengan kebutuhan nasional atau daerah. Tema-tema ini menjadi fokus utama dalam pengalokasian sumber daya, kebijakan, dan program-program pembangunan. Sebagai contoh, tema seperti pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi hijau, ketahanan pangan, atau pemberdayaan UMKM dapat menjadi dasar perencanaan pembangunan di berbagai daerah.
b. Holistik
Pendekatan holistik menekankan pentingnya memandang pembangunan dari berbagai sudut pandang dan sektor secara menyeluruh. Artinya, pembangunan tidak hanya fokus pada satu sektor, melainkan memperhitungkan dampak dan keterkaitan antar-sektor. Misalnya, dalam perencanaan pembangunan infrastruktur jalan, harus pula mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, perekonomian lokal, transportasi publik, dan akses ke layanan kesehatan serta pendidikan.
c. Integratif
Pendekatan integratif mengedepankan koordinasi lintas sektor dan lintas kelembagaan. Ini bertujuan untuk menciptakan sinergi antara berbagai instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta antar-pelaku pembangunan seperti sektor swasta dan masyarakat sipil. Melalui koordinasi yang baik, potensi tumpang tindih atau benturan program pembangunan dapat diminimalkan. Selain itu, integrasi kebijakan juga mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang lebih efektif dan efisien.
d. Spasial
Pendekatan spasial menekankan pentingnya mempertimbangkan karakteristik geografis atau lokasi dalam perencanaan pembangunan. Setiap wilayah memiliki potensi, tantangan, dan kebutuhan yang berbeda, sehingga pembangunan harus dirancang sesuai dengan kondisi spesifik dari setiap daerah tersebut. Perencanaan berbasis spasial ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih tepat, serta pengembangan wilayah yang lebih optimal. Misalnya, wilayah pesisir dengan potensi pariwisata harus direncanakan secara berbeda dibandingkan dengan wilayah pegunungan yang lebih cocok untuk pertanian.
2. Manfaat Pendekatan THIS dalam Pembangunan
Pendekatan THIS menawarkan berbagai manfaat yang dapat meningkatkan efektivitas pembangunan. Berikut beberapa manfaat utamanya:
- Efisiensi Sumber Daya
Dengan mengedepankan integrasi dan koordinasi lintas sektor serta berbasis pada tema dan ruang (spasial), pendekatan THIS menghindari duplikasi program. Hal ini membuat alokasi sumber daya menjadi lebih efisien dan tepat sasaran. - Pembangunan Berkelanjutan
Pendekatan holistik dan tematik memastikan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar tujuan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan. Hal ini penting untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi tidak merugikan masyarakat dan alam. - Penguatan Sinergi dan Kolaborasi
Melalui pendekatan integratif, berbagai sektor pemerintah dan swasta dapat bersinergi lebih baik, sehingga pencapaian hasil pembangunan lebih maksimal. Kolaborasi ini juga membantu mengurangi kesenjangan antar-sektor dan memperkuat hubungan kerja sama di antara semua pihak yang terlibat. - Pengurangan Ketimpangan Antar-Wilayah
Dengan adanya pendekatan spasial, pembangunan dapat dilakukan sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing wilayah. Hal ini akan membantu mengurangi kesenjangan pembangunan antar-wilayah serta mempercepat pengembangan daerah tertinggal.
3. Implementasi Pendekatan THIS dalam Pembangunan
Penerapan THIS dalam pembangunan sudah banyak diadopsi di berbagai sektor. Misalnya, di bidang perencanaan tata ruang perkotaan, pendekatan spasial digunakan untuk merencanakan pengembangan infrastruktur yang memperhatikan kapasitas lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat. Di sektor pertanian, pendekatan holistik diterapkan dengan melibatkan berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga kebijakan pengelolaan sumber daya alam, untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan THIS dalam pembangunan ekonomi wilayah. Misalnya, dalam pengembangan kawasan industri, tema pembangunan yang diangkat bisa berfokus pada industrialisasi berbasis ekonomi hijau. Dengan menggunakan pendekatan holistik, pemerintah dapat mengintegrasikan kebijakan pembangunan industri dengan pelestarian lingkungan, pengembangan keterampilan tenaga kerja, serta peningkatan akses terhadap pasar global.
4. Tantangan dalam Menerapkan THIS
Walaupun THIS memiliki banyak manfaat, implementasinya tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana menciptakan koordinasi yang baik antar-sektor dan antar-tingkat pemerintahan. Tidak jarang, adanya tumpang tindih kebijakan atau perbedaan prioritas antara pemerintah pusat dan daerah menjadi hambatan dalam penerapan pendekatan ini.
Selain itu, pendekatan spasial membutuhkan data dan informasi yang akurat mengenai karakteristik wilayah. Sayangnya, belum semua daerah di Indonesia memiliki data spasial yang memadai untuk mendukung perencanaan pembangunan berbasis wilayah yang optimal.
5. Kesimpulan
Perencanaan Pembangunan Berbasis Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS) adalah solusi strategis yang dapat membantu pemerintah dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Pendekatan ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efisien, meningkatkan koordinasi antar-sektor, serta memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan merata. Meski penerapannya menghadapi berbagai tantangan, jika dijalankan dengan baik, THIS dapat membawa perubahan signifikan bagi pembangunan di Indonesia yang lebih maju dan inklusif